Ibeck Kritik Rencana Penjualan Stadion Utama Riau: Warisan Rusli Zainal Jangan Dihapus

Pekanbaru(tindaktegas.com) - Wacana Gubernur Riau untuk menjual Stadion Utama Riau memantik reaksi keras dari berbagai kalangan. Salah satu suara lantang datang dari tokoh masyarakat Riau, Sayed Abubakar yang akrab disapa Ibeck. Ia menyebut langkah tersebut bukan sekadar keputusan keliru, tetapi bentuk pengabaian terhadap sejarah dan jejak perjuangan pemimpin visioner masa lalu.
“Stadion Utama Riau bukan sekadar bangunan beton dan tribun. Ia adalah simbol dari mimpi besar, kerja keras, dan pencapaian sejarah Riau di panggung nasional dan internasional,” ujar Ibeck dalam keterangannya kepada media, Sabtu (1/6).
Stadion itu, menurut Ibeck, dibangun oleh Gubernur Rusli Zainal seorang pemimpin yang saat itu berani memimpikan Riau sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII tahun 2012. Di saat banyak daerah belum berpikir sejauh itu, Rusli Zainal, yang dikenal sebagai tokoh muda progresif dan pernah menjadi bagian dari tim sukses Gus Dur, telah menciptakan stadion berkelas dunia untuk anak-anak Melayu.
*Bahkan sebelum Anies Baswedan membangun JIS, Rusli Zainal sudah lebih dulu mewujudkan mimpi itu di tanah Riau*. Dan stadion ini benar-benar jadi panggung besar. Selain PON, juga pernah jadi tuan rumah Kualifikasi AFC U-22 tahun 2012 ,dimana Indonesia bertanding melawan Jepang, Australia, Singapura, Timor Leste, dan Makau,” tegas Ibeck.
Baginya, menjual stadion ini sama saja dengan “menghilangkan jejak sang penuntun” ,pemimpin yang dahulu membukakan jalan bagi kemajuan olahraga dan martabat daerah di mata nasional maupun internasional.
“Kalau karena gagal merawat lalu kita menjual, maka setiap kegagalan akan kita bayar dengan kehilangan. Dan kalau itu terus terjadi, maka lambat laun semua jejak sejarah akan hilang dari tanah ini,” katanya.
Ibeck menyarankan agar pemerintah provinsi tidak terburu-buru mengambil keputusan. Menurutnya, solusi yang lebih bijak adalah revitalisasi dan pengelolaan profesional, dengan melibatkan pihak swasta dalam skema kerja sama yang saling menguntungkan.
Stadion ini bisa hidup kembali. Bisa jadi pusat pembinaan atlet, bisa jadi destinasi sport tourism. Tapi itu hanya bisa terjadi kalau kita mau melihatnya sebagai warisan, bukan beban,” lanjutnya.
Ibeck mengajak seluruh masyarakat Riau untuk menjaga warisan ini dan tidak membiarkannya dijual hanya karena pertimbangan jangka pendek.
Riau butuh pemimpin yang merawat, bukan menjual. Kita butuh keberanian untuk bangkit, bukan menyerah. Mari kita jaga Stadion Utama ini sebagai warisan, sebagai simbol harga diri, demi generasi yang akan datang, pungkasnya.
Oleh Sayed Abubakar Assegaf