WDP Tanda Zaman Gelap Mulai Datang di Riau,Ketika cahaya padam bukan karena malam, tapi karena lentera dijatuhkan oleh tangan sendiri.”

WDP Tanda Zaman Gelap Mulai Datang di Riau,Ketika cahaya padam bukan karena malam, tapi karena lentera dijatuhkan oleh tangan sendiri.”

Pekanbaru(Tindaktegas) - Riau dulu berdiri di antara segelintir provinsi yang mampu menjaga kehormatan akuntabilitas. Tahun demi tahun, opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menjadi semacam tameng marwah ,sebuah bukti bahwa uang rakyat dikelola dengan kepala dingin dan hati bersih. Tapi hari ini, tameng itu retak. Dan dari retakan itu, muncullah pertanda zaman gelap yang mulai menyelinap masuk.

Riau kini menerima opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Di atas kertas, ini mungkin terdengar teknis. Tapi dalam bahasa yang jujur, WDP adalah isyarat bahwa keuangan daerah ini sedang tidak baik-baik saja. Dan lebih dari itu, ini adalah lonceng pertama dari sebuah kemunduran bukan hanya administrasi, tapi kepemimpinan.

Di bawah Gubernur Abdul Wahid, yang seharusnya membawa tongkat estafet prestasi, justru Riau tergelincir dari relnya. Opini WDP ini bukan hanya catatan dari auditor negara ini adalah cermin dari kepemimpinan yang gagal membaca arah dan gagal menjaga amanah. Sebab seorang pemimpin tidak cukup hanya berniat baik ia harus mampu, berani, dan jujur dalam mengelola warisan kepercayaan publik.

Ketidakmampuan pemerintah Abdul Wahid mempertahankan WTP adalah bukti terang bahwa Riau tengah dipimpin oleh sosok yang belum memperlihatkan kapasitas yang sepadan dengan amanah besar yang diemban. Orang yang datang bukan untuk mengokohkan pondasi, tetapi malah membiarkan retakan tumbuh menjadi jurang. Ini bukan sekadar salah hitung ini adalah salah urus yang disengaja atau diabaikan. Dan lebih parah, ini adalah pengkhianatan terhadap kerja keras para pemimpin sebelumnya yang menjaga marwah Riau dengan segala keterbatasannya.

Gubernur-gubernur sebelum Wahid mungkin tidak sempurna, tetapi mereka mengerti bahwa WTP adalah simbol kepercayaan, dan kepercayaan adalah sesuatu yang tidak bisa dibeli kembali dengan klarifikasi atau pidato panjang. Sekali hilang, ia membawa serta martabat.

Kita hidup di zaman yang rawan lupa. Tapi sejarah tidak pernah tidur. Ia mencatat siapa yang menjaga, siapa yang merusak. Hari ini, sejarah sedang mencatat: bahwa di masa Abdul Wahid, Riau mulai jatuh dari cahaya. Dan WDP adalah lembar pertama dari babak yang lebih suram jika tidak segera diperbaiki.

WDP bukan hanya peringatan administrasi. Ia adalah sinyal bahwa lentera di tangan pemimpin mulai redup. Dan jika kita terus menutup mata, maka zaman gelap bukan hanya mungkin ,ia pasti datang.