Tragedi di Kuansing: Pegawai Inspektorat Diduga Habisi Nyawa Istri dengan Golok
Pembunuhan ini terjadi sekitar pukul 06.45 WIB, ketika wilayah Kuansing tengah diguyur hujan deras

TINDAKTEGAS.COM | KUANSING - Masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) digemparkan oleh kasus pembunuhan keji yang terjadi pada Senin (24/2/2025) pagi. Seorang wakil kepala sekolah, Juniwarti (48), ditemukan tewas mengenaskan di dalam rumahnya dengan luka parah di bagian leher. Polisi menduga kuat bahwa pelaku adalah suaminya sendiri, EA, seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Inspektorat Kuansing.
Detik-Detik Pembunuhan: Hujan Deras, Jeritan yang Tak Terdengar
Pembunuhan ini terjadi sekitar pukul 06.45 WIB, ketika wilayah Kuansing tengah diguyur hujan deras. Warga sekitar mengaku tidak mendengar suara teriakan dari rumah korban, diduga tertutup oleh suara hujan yang begitu lebat.
Tragedi ini pertama kali terungkap oleh anak korban, Z (15), yang masih duduk di bangku kelas dua SMA. Saat masuk ke dalam rumah, Z menemukan ibunya dalam kondisi mengenaskan dan berteriak meminta bantuan warga. “Kak, tolong hidupkan lagi mamak aku, aku mau mamak aku hidup,” ujar seorang saksi yang menirukan tangisan histeris Z.
EA, suami korban, tidak terlihat di tempat kejadian. Warga sekitar mendengar suara sepeda motor melaju kencang meninggalkan lokasi, diduga dikendarai oleh EA. Polisi yang tiba di lokasi segera mengamankan barang bukti berupa sebilah golok sepanjang 50 sentimeter yang dipenuhi darah.
Siapa EA? Pegawai Inspektorat yang Pernah Maju Pilkada
EA bukanlah sosok yang asing dalam pemerintahan Kuansing. Sebelum menjabat di Dinas Inspektorat, ia sempat menjadi Sekretaris Camat di Kuantan Mudik. Pada Pilkada Kuansing 2020, EA bahkan sempat mencalonkan diri sebagai bupati melalui jalur independen bersama pasangannya, Warsito. Meski mengklaim mendapat 17.000 dukungan, mereka akhirnya mengundurkan diri dari pencalonan.
Namun, di balik rekam jejaknya sebagai aparatur sipil negara, EA disebut mengalami tekanan mental. Seorang sumber dari kepolisian mengungkapkan bahwa EA diduga mengalami depresi sebelum kejadian ini terjadi.
Perburuan Pelaku: Polisi Kerahkan Seluruh Polsek Kuansing
Kapolres Kuansing, AKBP Angga Febrian Herlambang, menegaskan bahwa pihaknya telah membentuk tim khusus untuk memburu EA. “Saya sudah perintahkan anggota untuk memburu tersangka. Tidak boleh ada yang pulang sebelum berhasil menangkapnya,” ujarnya.
Polisi kini melakukan penyekatan di berbagai titik perbatasan kabupaten untuk mencegah pelaku melarikan diri lebih jauh.
Duka Mendalam dan Harapan Keadilan
Jenazah Juniwarti telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Pekanbaru untuk dilakukan otopsi. Rekan-rekan kerja serta murid-muridnya berduka atas kepergian seorang pendidik yang dikenal berdedikasi tinggi.
Kasus ini menambah daftar panjang kekerasan dalam rumah tangga yang berujung pada pembunuhan di Indonesia, Polisi berharap dalam waktu dekat dapat mengungkap motif di balik tragedi ini dan membawa pelaku ke hadapan hukum.(*)
Tim akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memberikan pembaruan jika ada informasi terbaru.
Rilis: bro_news
Editor: red