Nasaruddin: “Kritik terhadap Pemprov Riau Adalah Cinta, Bukan Kebencian – Generasi Muda, Jangan Jadi Ternak Kekuasaan”

Pekanbaru(tindaktegas.com) - Aktivis senior Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Nasaruddin, menyampaikan pandangannya yang tajam dan bernas terhadap kondisi Pemerintah Provinsi Riau. Ia menegaskan bahwa kritik dari masyarakat bukanlah bentuk kebencian, melainkan ekspresi tanggung jawab dan kecintaan terhadap daerah.
“Siapa pun yang mengkritik Pemerintah Provinsi Riau hari ini, justru sedang menunjukkan bahwa mereka masih peduli. Kritik adalah bagian dari partisipasi, bukan permusuhan,” ujar Nasaruddin dalam keterangannya kepada media, Jumat (6/6).
Menurutnya, pemerintahan yang sehat harus membuka telinga terhadap suara rakyat, bukan hanya menikmati pujian dari lingkaran dalam.
“Pemerintah yang hanya mau dengar pujian, ibarat raja dalam dongeng yang ditipu penjahit—tak sadar dirinya telanjang. Kritik adalah cermin. Kalau cermin dipecahkan, pemerintah kehilangan kesadaran akan wajahnya sendiri,” katanya.
Nasaruddin juga menyoroti fenomena sejumlah pihak di luar struktur pemerintahan yang tampil membela pemerintah secara berlebihan.
“Sekarang ini, ada yang bukan pejabat, bukan staf, bahkan bukan bagian dari sistem, tapi bicaranya seperti juru bicara resmi. Kadang lebih sibuk membela daripada yang sedang dikritik. Ini lucu dan menggelikan. Seolah mereka takut kalau pemerintah dikritik, rezeki mereka ikut terganggu,” ucapnya dengan nada satire.
Dalam pernyataan yang sarat filosofi itu, Nasaruddin juga menyampaikan pesan keras kepada generasi muda Riau agar tidak kehilangan daya kritis dan keberanian intelektual.
“Anak muda Riau, bangunlah! Jangan jadi ternak kekuasaan. Kalian bukan robot. Kalian bukan makhluk pasrah yang tugasnya hanya menuruti. Kalau kalian diam, siapa yang akan menjaga negeri ini dari penyimpangan?” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa generasi muda harus menjadi penjaga nurani, bukan penjaga wacana yang sudah disiapkan oleh elite.
“Kalau kalian hanya ikut apa kata penguasa tanpa berpikir, kalian sedang menjauhkan diri dari tanggung jawab sejarah. Negeri ini tidak kekurangan pemuji. Yang dibutuhkan adalah penjaga kompas moral,” ujar Nasaruddin.
Menutup pernyataannya, ia mengingatkan bahwa ruang demokrasi di Riau harus dijaga bersama oleh rakyat dan terutama oleh generasi muda.
“Kritik bukan untuk menjatuhkan, tapi untuk menjaga. Kritik adalah vitamin demokrasi. Jangan biarkan Pemerintah Provinsi Riau jalan tanpa rem. Kalau kita diam, maka sejarah akan mencatat: kerusakan itu terjadi bukan hanya karena kezaliman mereka yang berkuasa, tapi karena diamnya mereka yang tahu,” tutupnya.